Xabi Alonso Dipecat Real Madrid, Apakah Karena Ribut dengan Pemain?
Dunia sepak bola sedang dihebohkan dengan isu seputar masa depan Xabi Alonso di Real Madrid. Pelatih asal Spanyol yang baru enam bulan melatih Los Blancos ini kini tengah berada di bawah tekanan besar. Bukan karena performa buruk di lapangan—faktanya Madrid masih memimpin klasemen La Liga melainkan karena hubungannya dengan beberapa pemain bintang yang dilaporkan memanas.
Rumor tentang xabi alonso dipecat real madrid semakin kencang beredar di berbagai media sepak bola Eropa. Yang membuat situasi ini menarik adalah posisi Madrid di puncak klasemen Liga Spanyol, sehingga tekanan kepada Alonso bukan murni soal hasil pertandingan, tapi lebih kepada dinamika ruang ganti yang dilaporkan mulai tidak kondusif.
Artikel ini akan mengupas tuntas situasi terkini Xabi Alonso di Real Madrid, mulai dari konflik internal, penyebab ketegangan, hingga calon penggantinya. Mari kita bedah satu per satu.
Kapan Xabi Alonso Dipecat Real Madrid?
Sebelum kita bahas lebih jauh, penting untuk meluruskan fakta: Xabi Alonso belum dipecat Real Madrid. Hingga artikel ini ditulis (akhir November 2025), Alonso masih menjabat sebagai pelatih kepala Los Blancos. Namun, memang benar posisinya sedang terancam dan ada spekulasi kuat bahwa pemecatan bisa terjadi dalam waktu dekat.
Yang beredar di berbagai media adalah laporan bahwa manajemen Real Madrid sudah mengambil keputusan terkait masa depan Alonso. Beberapa sumber di Spanyol menyebutkan bahwa pelatih berusia 43 tahun ini bisa saja dipecat jika situasi internal tidak membaik, terutama setelah Madrid mengalami tiga pertandingan tanpa kemenangan beberapa waktu lalu.
Konteks yang perlu kamu pahami adalah ini: Xabi Alonso baru saja bergabung dengan Real Madrid pada Juni 2025, menggantikan Carlo Ancelotti yang dipecat setelah musim mengecewakan 2024-2025. Alonso datang dengan reputasi cemerlang setelah membuat sejarah di Bayer Leverkusen—memenangkan Bundesliga tanpa terkalahkan dan mengakhiri dominasi Bayern Munich.
Awal musim ini sebenarnya berjalan cukup baik bagi Alonso. Real Madrid memimpin klasemen La Liga dengan 32 poin dari 13 pertandingan, unggul satu poin atas Barcelona. Di Liga Champions, meskipun hanya berada di posisi sembilan dengan sembilan poin, Madrid masih punya peluang besar lolos ke babak selanjutnya.
Tapi di balik angka-angka positif itu, ada masalah besar yang mengancam proyek Alonso: hubungannya dengan pemain-pemain bintang. Dan ini bukan rahasia lagi di kalangan jurnalis sepak bola Eropa. Berbagai laporan dari media terpercaya seperti The Athletic, Diario AS, dan lainnya mengonfirmasi bahwa ada ketegangan serius di ruang ganti Santiago Bernabeu.
Jadi, untuk menjawab pertanyaan kapan Xabi Alonso dipecat—jawabannya adalah belum ada tanggal pasti, tapi tekanan sudah sangat besar dan situasinya bisa berubah kapan saja, terutama jika hasil pertandingan mulai jelek dan konflik internal semakin parah.
Penyebab Xabi Alonso Dipecat Real Madrid
Kalau kamu bertanya-tanya kenapa pelatih yang membawa Madrid ke puncak klasemen bisa terancam dipecat, jawabannya ada di dinamika kompleks ruang ganti Real Madrid. Ini bukan sekadar soal taktik atau formasi, tapi lebih dalam dari itu: clash of personalities, pendekatan manajemen yang berbeda, dan ego pemain-pemain bintang.
Perbedaan Filosofi dengan Era Ancelotti
Carlo Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang sangat “player-friendly”—dia memberikan kebebasan besar kepada pemain, tidak terlalu strict dengan aturan, dan lebih fokus pada manajemen ego ketimbang disiplin ketat. Gaya ini cocok dengan kultur Real Madrid yang memang penuh dengan pemain-pemain superstar.
Baca Juga
Xabi Alonso membawa pendekatan yang sangat berbeda. Dia pelatih modern dengan filosofi disiplin tinggi, struktur taktik yang rigid, dan aturan yang lebih ketat baik di dalam maupun luar lapangan. Pendekatan ini sukses di Leverkusen karena dia membangun tim dari nol dengan pemain-pemain muda yang lapar kesuksesan.
Tapi di Madrid? Ceritanya lain. Kamu punya Vinicius Junior yang sudah jadi megastar, Rodrygo yang merasa layak dapat tempat utama, Jude Bellingham yang baru setahun lalu jadi pahlawan Madrid, dan Kylian Mbappé yang datang sebagai salah satu transfer terbesar dalam sejarah. Mereka semua sudah terbiasa dengan perlakuan istimewa di era Ancelotti.
Konflik dengan Vinicius Junior
Ini adalah akar masalah terbesar. Vinicius Junior, bintang terbesar Madrid saat ini dan kandidat kuat Ballon d’Or, dilaporkan sangat tidak senang dengan cara Alonso memperlakukannya. Puncaknya terjadi saat El Clasico ketika Vinicius diganti keluar dan bereaksi sangat emosional—terlihat marah dan tidak terima.
Menurut laporan dari The Athletic, sumber yang sangat kredibel di dunia jurnalisme sepak bola, Vinicius bahkan sudah memberitahu presiden Florentino Pérez bahwa dia tidak akan memperpanjang kontraknya selama Alonso masih menjadi pelatih. Ini ancaman serius karena Vinicius adalah aset paling berharga Madrid saat ini.
Apa yang membuat Vinicius marah? Beberapa hal: dia merasa Alonso terlalu mengatur pergerakannya di lapangan, membatasi kebebasan bermainnya, dan tidak memberikan perlakuan khusus yang biasa dia terima. Dalam pertandingan melawan Elche yang berakhir imbang 2-2, Alonso bahkan memulai Vinicius dari bangku cadangan—keputusan yang menimbulkan kontroversi besar.
Rodrygo dan Pemain Lain yang Tidak Puas
Vinicius bukan satu-satunya pemain yang bermasalah dengan Alonso. Rodrygo, winger Brasil lainnya, juga dilaporkan tidak senang dengan rotasi yang diterapkan Alonso. Kedua pemain Brasil ini merasa bahwa mereka sudah berkontribusi besar untuk Madrid dan layak mendapat tempat utama tanpa harus “bersaing” setiap minggu.
Menurut beberapa laporan, ada sekitar tujuh pemain senior yang menginginkan Alonso pergi. Selain Vinicius dan Rodrygo, ada indikasi bahwa beberapa pemain lain juga tidak nyaman dengan pendekatan disiplin ketat Alonso, meskipun nama-nama spesifiknya tidak disebutkan secara terbuka.
Luka Modrić Pergi ke AC Milan
Salah satu tanda bahwa ada yang tidak beres di Madrid adalah kepergian Luka Modrić ke AC Milan. Veteran Kroasia itu memilih pindah meskipun AC Milan sedang tidak dalam performa terbaik. Ada spekulasi bahwa salah satu alasan kepergiannya adalah ketidakcocokan dengan sistem dan filosofi Alonso.
Manajemen Madrid Masih Mendukung Alonso?
Yang menarik, berdasarkan laporan dari Diario AS, manajemen Real Madrid sebenarnya masih mendukung Xabi Alonso. Pihak klub sudah memberitahu para pemain bahwa mereka berpihak pada keputusan pelatih dan bahwa Alonso memiliki kebebasan penuh untuk merotasi pemain sesuai keinginannya.
Ini adalah strategi manajemen untuk menempatkan tekanan kembali kepada pemain. Pesan dari front office jelas: bukan Alonso yang harus berubah, tapi para pemain yang harus meningkatkan performa mereka. Vinicius dan Rodrygo diminta untuk bersaing memperebutkan tempat di starting XI, bukan lagi jaminan akan main setiap pertandingan.
Tapi dukungan manajemen ini bisa berubah dengan cepat jika hasil mulai memburuk. Di Real Madrid, hasil adalah segalanya. Tidak peduli seberapa bagus filosofimu atau seberapa besar dukungan awal yang kamu dapat—kalau tidak menang, kamu akan pergi.
Masalah Taktik dan Formasi
Selain isu personal, ada juga kritik terhadap pendekatan taktik Alonso. Beberapa analis sepak bola berpendapat bahwa formasi 4-3-3 yang dia gunakan tidak optimal untuk memanfaatkan tiga bintang utama Madrid: Vinicius, Mbappé, dan Bellingham.
Ada saran agar Alonso beralih ke formasi 4-4-2 berlian (diamond) yang bisa memberikan ruang lebih baik untuk ketiga pemain tersebut. Tapi Alonso tampaknya ingin bertahan dengan filosofinya, dan ini menambah friksi dengan pemain yang merasa sistem tidak memaksimalkan kekuatan mereka.
Intinya, penyebab potensi pemecatan Alonso adalah kombinasi dari: clash filosofi antara disiplin ketat vs kebebasan pemain, konflik personal dengan pemain bintang terutama Vinicius, dan keputusan taktik yang dianggap belum optimal. Situasi klasik di klub besar: ketika pelatih baru mencoba mengubah kultur yang sudah mapan, resistensi dari dalam sangat mungkin terjadi.
Siapa Calon Pengganti Pelatih Madrid Setelah Xabi Alonso?
Kalau misalnya Real Madrid benar-benar memutuskan untuk memecat Xabi Alonso, siapa yang akan menggantikannya? Ini pertanyaan yang rumit karena tidak banyak pelatih yang tersedia dan cukup berkaliber untuk melatih klub sebesar Real Madrid.
Raúl González – Kandidat Internal Terkuat
Raúl adalah legenda hidup Real Madrid dan saat ini melatih Castilla, tim cadangan Los Blancos. Dia sudah lama disiapkan untuk akhirnya menangani tim utama, dan banyak yang melihatnya sebagai calon pengganti logis jika Alonso dipecat.
Keuntungan Raúl: dia paham betul kultur Madrid, dicintai oleh fans, dan sudah menunjukkan kemampuan di level Castilla. Dia juga memiliki hubungan baik dengan banyak pemain dan bisa jadi sosok yang menyatukan ruang ganti yang sedang terpecah.
Tapi ada juga risiko. Raúl belum pernah melatih di level tertinggi sepak bola. Melompat langsung dari Castilla ke tim utama Real Madrid adalah tantangan yang sangat besar. Pertanyaannya: apakah dia sudah siap untuk tekanan sebesar itu?
Santiago Solari – Solusi Sementara
Nama yang sering muncul dalam diskusi ini adalah Santiago Solari. Dia pernah melatih Real Madrid di musim 2018-2019 sebagai solusi sementara setelah Julen Lopetegui dipecat. Meskipun tenure-nya tidak berlangsung lama, dia paham sistem Madrid dan bisa jadi opsi interim jika manajemen belum menemukan pengganti permanen.
Solari saat ini menjabat sebagai direktur sepak bola di klub, jadi dia dekat dengan situasi terkini. Tapi sepertinya dia hanya akan jadi solusi jangka pendek, bukan jawaban jangka panjang.
Jürgen Klopp – Dream Target yang Hampir Mustahil
Sebelum Alonso direkrut, Real Madrid sempat melirik Jürgen Klopp. Pelatih Jerman yang baru saja meninggalkan Liverpool itu sempat jadi incaran utama. Tapi Klopp sudah menyatakan ingin istirahat dari dunia sepak bola untuk sementara waktu.
Apakah Madrid bisa merayunya keluar dari “pensiun”? Kemungkinannya kecil, tapi bukan tidak mungkin. Klopp punya track record luar biasa, gaya permainannya menarik, dan dia punya pengalaman menangani pemain-pemain bintang. Tapi untuk membujuknya kembali ke coaching dalam waktu dekat? Itu akan butuh usaha ekstra dari Florentino Pérez.
Roberto De Zerbi – Kandidat dari Luar
Roberto De Zerbi, pelatih Italia yang sempat sukses di Brighton, bisa jadi kandidat menarik. Dia dikenal dengan sepak bola menyerang yang atraktif dan sudah membuktikan kemampuannya di level yang kompetitif. Saat ini dia melatih Marseille, dan performanya disana cukup baik.
De Zerbi bisa membawa angin segar dengan pendekatan yang berbeda dari Alonso. Tapi pertanyaannya: apakah dia cukup berpengalaman untuk langsung menangani tekanan Real Madrid?
Zinedine Zidane – Comeback yang Selalu Jadi Opsi
Jangan pernah menolak kemungkinan Zinedine Zidane kembali untuk ketiga kalinya. Dia adalah pelatih paling sukses di era modern Madrid dengan tiga Liga Champions berturut-turut. Dia juga sangat dihormati oleh pemain dan fans.
Masalahnya, Zidane sudah dua kali melatih Madrid dan sepertinya dia ingin tantangan berbeda, mungkin di level tim nasional. Tapi kalau Madrid benar-benar dalam krisis dan meminta bantuannya, siapa tahu Zizou akan kembali menyelamatkan klubnya?
Massimiliano Allegri – Veteran Berpengalaman
Allegri adalah pelatih berpengalaman yang pernah sangat sukses di Juventus. Dia saat ini sedang tidak melatih klub mana pun, jadi availability-nya tidak jadi masalah. Allegri punya pengalaman menangani klub besar, pemain-pemain bintang, dan tekanan tinggi.
Tapi gaya permainannya yang cenderung pragmatis dan defensif mungkin tidak cocok dengan filosofi Real Madrid yang lebih menyukai sepak bola menyerang dan spektakuler.
Realitas Situasi
Yang perlu kamu pahami adalah ini: mencari pengganti Alonso bukan perkara mudah. Tidak banyak pelatih top yang tersedia saat ini. Kebanyakan pelatih hebat sudah terikat kontrak dengan klub lain, dan merekrut mereka di tengah musim akan sangat mahal dan rumit.
Kemungkinan terbesarnya adalah jika Alonso benar-benar dipecat, Madrid akan menunjuk pelatih interim (seperti Raúl atau Solari) untuk menyelesaikan musim ini, lalu mencari pengganti permanen di musim panas. Ini strategi yang lebih masuk akal ketimbang mengambil keputusan terburu-buru di tengah musim.
Apakah Xabi Alonso ke Liverpool?
Pertanyaan ini menarik karena Xabi Alonso memang punya sejarah indah dengan Liverpool. Dia bermain untuk The Reds dari 2004 hingga 2009 dan menjadi salah satu pemain favorit fans Liverpool. Bahkan dalam “night in Istanbul” tahun 2005 ketika Liverpool comeback dramatis melawan AC Milan di final Liga Champions, Alonso adalah salah satu hero-nya.
Jadi, kalau hubungan Alonso dengan Real Madrid tidak berjalan baik, apakah dia akan kembali ke Anfield?
Situasi Liverpool Saat Ini
Yang perlu kamu tahu adalah Liverpool saat ini sudah punya pelatih. Setelah Jürgen Klopp pensiun di akhir musim 2023-2024, Liverpool menunjuk pelatih baru (dalam konteks artikel ini, kita tidak tahu pasti siapa yang menjabat saat ini di November 2025, tapi kemungkinan besar mereka sudah punya pelatih tetap).
Jadi, untuk Alonso bisa ke Liverpool, salah satu dari dua hal harus terjadi: (1) pelatih Liverpool saat ini dipecat atau mengundurkan diri, atau (2) Liverpool menunggu hingga kontrak pelatih saat ini habis.
Apakah Liverpool Akan Merekrut Alonso?
Kalau kita bicara kemungkinan teoritis—ya, Liverpool pasti tertarik. Alonso adalah nama besar yang punya hubungan emosional dengan klub dan fans. Kesuksesannya di Leverkusen membuktikan bahwa dia adalah pelatih yang sangat menjanjikan. Dan dari segi filosofi sepak bola, gaya Alonso yang menyerang dan terorganisir cocok dengan kultur Liverpool.
Tapi ada beberapa pertimbangan:
Waktu yang Tidak Tepat: Jika Alonso keluar dari Madrid sekarang dengan catatan hubungan buruk dengan pemain, ini bisa merusak reputasinya. Liverpool mungkin akan lebih hati-hati dan menunggu untuk melihat bagaimana situasi Alonso berkembang.
Kompetisi dari Klub Lain: Alonso bukan hanya diminati Liverpool. Banyak klub top Eropa yang akan tertarik merekrutnya jika dia benar-benar pergi dari Madrid. Bayern Munich, Manchester City (jika Guardiola pergi), atau bahkan klub-klub Serie A bisa jadi opsi yang menarik.
Alonso Mungkin Ingin Buktikan Diri di Madrid: Jangan lupa, Alonso baru enam bulan di Madrid. Dia pelatih dengan ambisi besar dan ego sehat. Kemungkinan besar dia akan bertarung untuk membuktikan bahwa dia bisa sukses di Santiago Bernabeu daripada langsung menyerah.
Apakah Alonso Sendiri Ingin ke Liverpool?
Ini pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Alonso sendiri. Nostalgia dan cinta kepada Liverpool pasti ada, tapi sebagai pelatih ambisius di usia 43 tahun, dia mungkin ingin menantang dirinya di berbagai liga dan situasi berbeda sebelum memutuskan untuk “pulang” ke Anfield.
Dalam wawancaranya, Alonso selalu menunjukkan respek besar untuk Liverpool. Tapi dia juga pragmatis dan fokus pada proyek saat ini. Jika dia keluar dari Madrid, kemungkinan dia akan mempertimbangkan banyak opsi sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
Skenario Paling Realistis
Skenario paling realistis adalah: Alonso akan bertahan di Madrid setidaknya hingga akhir musim ini, mencoba memperbaiki hubungannya dengan pemain dan membuktikan kemampuannya. Kalau musim ini gagal total dan dia dipecat, dia kemungkinan akan ambil break sebentar sebelum menerima tawaran baru.
Liverpool akan selalu jadi opsi yang romantis dan menarik bagi Alonso. Tapi kecil kemungkinan itu terjadi dalam waktu dekat, terutama jika Liverpool sudah punya pelatih yang performanya baik. Mungkin dalam 2-3 tahun ke depan, kalau timingnya tepat, kita bisa melihat Alonso di dugout Anfield. Tapi untuk sekarang? Fokusnya masih di Madrid.
Penutup
Situasi xabi alonso dipecat real madrid adalah drama klasik yang sering terjadi di klub-klub besar. Seorang pelatih berbakat dengan ide-ide segar mencoba mengubah kultur yang sudah mapan, tapi berhadapan dengan resistensi dari pemain-pemain bintang yang sudah nyaman dengan cara lama.
Yang membuat kasus Alonso unik adalah timingnya. Dia baru enam bulan melatih Madrid dan timnya sebenarnya masih memimpin liga. Ini bukan kasus pelatih gagal yang performanya buruk. Ini kasus pelatih yang secara prestasi oke, tapi menghadapi tantangan manajemen ruang ganti yang sangat kompleks.
Vinicius Junior, Rodrygo, dan pemain-pemain bintang lainnya terbiasa dengan era Ancelotti yang memberikan kebebasan dan tidak terlalu strict dengan aturan. Alonso datang dengan pendekatan berbeda: disiplin ketat, rotasi berdasarkan performa, dan tidak ada lagi perlakuan istimewa. Clash ini menciptakan ketegangan yang sekarang mengancam proyek Alonso di Madrid.
Pertanyaan besarnya adalah: apakah Real Madrid akan memilih mendukung pelatih yang mencoba membangun struktur jangka panjang, atau mereka akan tunduk pada tekanan dari pemain-pemain bintang? Sejarah Madrid menunjukkan bahwa klub ini sering memilih opsi kedua. Pemain-pemain bintang punya power sangat besar di Santiago Bernabeu.
Buat kamu yang mengikuti situasi ini, saran saya adalah tetap ikuti perkembangan dengan kritis. Jangan langsung percaya semua rumor yang beredar. Tunggu hingga ada pengumuman resmi dari Real Madrid. Dan ingat, di dunia sepak bola, situasi bisa berubah sangat cepat—hari ini seorang pelatih terancam dipecat, seminggu kemudian timnya menang besar dan semua masalah seolah hilang.
Yang jelas, ini adalah ujian besar bagi Xabi Alonso. Apakah dia bisa mengatasi tantangan ini dan membuktikan bahwa dia memang pelatih kelas dunia yang layak memimpin Real Madrid? Atau ini akan jadi pelajaran pahit bahwa kadang-kadang, talent saja tidak cukup—kamu juga perlu timing yang tepat dan situasi yang mendukung?
Beberapa minggu atau bulan ke depan akan jadi penentu nasib Alonso di Madrid. Satu hal yang pasti: drama ini akan terus menarik untuk diikuti. Real Madrid tidak pernah membosankan, dan kasus Alonso adalah bukti terbaru bahwa di Santiago Bernabeu, tidak ada yang bisa merasa aman—bahkan pelatih yang masih memimpin klasemen liga.
Stay tuned, karena di Real Madrid, segalanya bisa terjadi.


